Zaman Tak Menghentikan Kebudayaan, Shuza Walia Muslih Anak Muda Yang Mengajar Budaya Lewat Tari Tradisional

 Biografi Oleh Kalika Waranggani N

Shuza Walia Muslih, guru tari

Biografi Shuza Walia Muslih, Bekasi — Dengan perkembangan zaman tidak menghapuskan semangat generasi muda untuk melestarikan kebudayaan salah satunya tari tradisional. Shuza Walia Muslih merupakan seorang guru tari yang mengajar tari tradisional di dua sekolah pada daerah Bekasi Timur.

Pria kelahiran Medan, 19 Juli 2002 itu pun giat memberikan pengarahan kepada para muridnya dibidang tari baik dari segi tempo gerakan hingga ketukan yang digunakan. Tidak hanya itu, Shuza Walia juga memberikan latihan tambahan diluar dari jam ajarnya agar para muridnya memberikan gerakan tari yang maksimal untuk ditunjukkan pada perlombaan.

Lahir Dari Keluarga Yang Menyukai Seni

Latar belakang ia mulai menyukai seni ialah dari keluarga sendiri yang mengajarkannya untuk mencintai kesenian termasuk tari tradisional, shuza walia merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Ayahnya menyukai seni dibidang alat musik seperti gitar, drum dan organ tuggal sementara ibunya menyukai seni dibidang tarik suara yaitu bernyanyi dan kakanya menyukai seni dibidang seni rupa seperti melukis.

Oleh karena itu, shuza walia lahir ditengah-tengah keluarga penyuka seni yang membuatnya tertarik mempelajari seni tari seperti tari tradisional serta dance. Dari situ ia makin giat untuk mengikuti berbagai hal yang terkait seni tari dengan mengikuti berbagai perlombaan mulai dari disekitar rumah hingga di kabupaten.

Belajar Otodidak

Rupanya dalam kemahirannya menjadi guru tari tradisional di dua sekolah ia dapat dengan belajar otodidak tanpa mengikuti sanggar tari maupun les tari, pria yang tahun ini mengijak 21 tahun itu juga mengungkapkan bahwa ia sering belajar tari di rumahnya disela-sela waktu kosong atau liburan sekolah untuk mengasah skill tarinya.

Mengajar Di Dua Sekolah

Shuza saat menemani para muridnya untuk lomba (18/12)

Mengajar tari tradisional pada satu tempat bukanlah hal yang mudah, tetapi justru itu pemuda yang akrab dipanggil Shuza ini mengambil tawaran pekerjaan untuk mengajar tari di dua sekolah secara bersamaan. Meskipun terbilang sulit, ia tetap semangat menjalankan pekerjaannya tersebut menjadi guru tari pada dua tempat yang berbeda.

Sekolah yang ia ajar kedua berada di daerah Bekasi Timur, sekolah yang ia ajar pertama merupakan jenjang sekolah menengah pertama yang bernama SMPN 5 BEKASI TIMUR dan sekolah yang kedua merupakan sekolah menengah kejuruan yaitu SMK TERATAI PUTIH. pada kedua sekolah tersebut ia menjadi guru tari yang membedakan hanya pada jenjang SMP ia sekedar membuka les tari untuk anak-anak yang ingin mempelajari tari tradisional.

Kerja Sampingan Sebagai Guru Honorer

Selain menjadi guru tari shuza walia juga mengambil pekerjaan sampingan sebagai guru honorer disalah satu sekolah dimana ia menjadi guru tari yaitu SMK TERATAI PUTIH yang berada di Bekasi Timur. Ia menjadi guru honorer dibidang seni budaya dan sudah berjalan selama 6 bulan terhitung dari mengajar pertama kali pada Agustus 2023, kontraknya sebagai guru honorer akan berakhir pada bulan februari tahun depan.

Shuza walia pun menambahkan bahwa jam mengajarnya sebagai guru honorer fleksibel, mengikuti jam dimana ia bisa mengajar karena dibarengi pula dengan jam kuliah. Maka, ia harus pintar membagi waktunya untuk pekerjaannya sebagai guru tari dan guru honorer serta waktu untuk ia menempuh ilmu.

Pencapaian Terbesar

hal yang paling senang saat shuza walia menjadi guru tari yaitu mengajari serta menemani para muridnya untuk mengikuti lomba walaupun lomba yang diikuti hanya sekedar disekitar sekolah tetapi ia tetap bangga dapat menjadi guru tari yang baik para muridnya. Pencapaian terbesar selama ia mengajar pula menemani para muridnya untuk lomba di kabupaten dan memenangkan perlombaan tersebut ditempat kedua.

Tantangan Terbesar

Selama mengajar menjadi guru tari, tantangan terbesar yang shuza walia hadapi ialah dirinya sendiri. Berbekal belajar otodidak ia merasa masih kurang menguasi gerakan tari tradisional dari beberapa daerah seperti dari Bali dan Nusa Tenggara, selain itu ia juga ingin belajar lebih lagi terkait gerakan tari tradisional daerah lain serta memperluas pengetahuannya seputar gerakan tari.

Adanya Shuza Walia Muslih anak muda yang mengajak untuk melestarikan kebudayaan tradisional bangsa kita lewat menari, memotivasi kita sebagai anak muda yang juga penerus bangsa untuk melanjutkan kebudayaan tradisional agar tidak hilang dimakan oleh waktu dan tidak tergesar oleh kebudayaan baru yang berasal dari luar Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bakso Titoti, Bakso Legend Sejak 1970-an

Waspada dan Kenali Gejala Mycoplasma Pneumonia untuk Lindungi Kesehatanmu!